Tedy Rusmawan Minta Unit Reaksi Cepat DPU Siap Siaga Hadapi Banjir

Editor DPRD Bandung
Jumat, 12 November 2021
Ajie/Humpro DPRD Kota Bandung.
Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, AT. MM, saat menanam bibit tanaman, di Kecamatan Sukasari, beberapa waktu lalu.

HumasDPRD - Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, AT. MM, meminta agar Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung untuk dapat melakukan pencegahan dan penanganan banjir sedini mungkin.

Salah satu upaya tersebut yaitu menyiagakan petugas Unit Reaksi Cepat (URC), termasuk sarana penanggulangan banjir di titik-titik yang menjadi langganan maupun potensi banjir, setiap hujan deras melanda Kota Bandung.

"Seiring dengan dampak hujan deras yang selalu mengakibatkan banjir di beberapa titik di Kota Bandung, maka kami meminta agar URC di Dinas PU untuk siap siaga di titik-titik rawan tersebut. Selain, URC, kami juga mendorong agar relawan masyarakat dan aparat kewilayahan untuk ikut serta dalam pencegahan banjir di wilayahnya masing-masing," ujarnya, saat ditemui di Kecamatan Gedebage, Jumat (12/11/2021).

Menurut Tedy, perhatian dan dukungan dari para relawan masyarakat dalam mencegah bahkan mengatasi banjir menjadi sangat penting dan dibutuhkan. Sebab, dengan jumlah petugas URC yang terbatas dan luasan wilayah Kota Bandung yang besar, maka tidak mungkin untuk para petugas ini diandalkan untuk menanggulangi banjir yang kerap muncul serentak di beberapa titik di Kota Bandung.

"Selain petugas, khususnya untuk titik langganan banjir di bawah jembatan layang Jalan Cibaduyut yang kini mendapat banyak perhatian masyarakat, agar di sana disiagakan mobil pompa milik PU, sehingga ketika potensi banjir terlihat, mesin pompa bisa langsung digunakan dan mengatasi banjir sesegera mungkin dan tidak menimbulkan kemacetan yang parah. Karena masalah banjir di sana seolah tidak pernah terselesaikan," ucapnya.

Tedy pun menuturkan agar aparat kewilayahan menerjunkan tim GOBER-nya untuk membantu melakukan pembersihan, terutama di saluran drainase maupun gorong-gorong di wilayahnya masing-masing. Sebab, penyebab banjir bersumber dari sampah yang menutupi akses saluran air.

"Aparat kewilayahan juga hendaknya mengajak masyarakatnya untuk dapat juga membantu tugas GOBER dalam upaya pencegahan banjir ini. Jadi masyarakat jangan hanya mengandalkan GOBER saja tapi juga ikut berpartisipasi untuk membantu. Bahkan, kalau bisa setiap akhir pekan dilaksanakan kegiatan Sabtu Bersih atau Sabtu Beberes, untuk dapat menangani sampah-sampah yang ada di drainase di sekitar rumahnya masing-masing," ujar Tedy.

Ia pun menambahkan, agar Dinas PU untuk lebih sering memperhatikan terkait kondisi dari bantaran sungai, terutama bantaran-bantaran sungai yang rusak atau dinilai memiliki resiko terjadinya bencana bagi masyarakat.

PU juga harus memiliki data terkait mana saja bantaran sungai yang belum ditangani, sedang ditangani, dan sudah ditangani. Sehingga, pencegahan dapat dilakukan secara berkelanjutan.

"Selain turun ke lapangan langsung, Dinas PU juga dapat berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk mengetahui kondisi dari setiap bantaran, terutama kirmir sungai di Kota Bandung. Begitu diketahui ada potensi kerusakan, maka PU sebagai leading sector, harus langsung memasang karung-karung pasir dan bronjong, untuk mengurangi beban tekanan arus air di kirmir dan bantaran sungai," ucapnya.

Maka, dengan upaya tersebut diharapkan penanganan banjir di Kota Bandung dapat dilakukan sebaik mungkin, meskipun saat ini terjadi keterbatasan ketersediaan anggaran.

"Mudah-mudahan dengan upaya-upaya tadi, walaupun dengan keterbatasan anggaran, kita tetap bisa mengendalikan potensi banjir yang ada di Kota Bandung," katanya.* (Permana)


KATA KUNCI

BAGIKAN

BERI KOMENTAR